Jam istirahat udah tiba, teeet!!! Perut lumayan keroncongan, kayanya jajan di kantin belakang sekolah, ide yang bagus juga. Emm!!! Makan gorengan tiga, tapi ngakunya dua doang. Waduh, apalagi kalau kantinnya enggak ada yang jagain, kayanya pada main curang tuh. Hayooo!!!
Dalam rangka membentuk karakter untuk berbuat jujur sesuai dengan motto Kota Tangerang yang berakhlakul karimah, memasuki tahun ajaran baru 2010 ini, Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Kejaksaan Negeri Tangerang, melakukan terobosan baru dengan membuka kantin kejujuran di lima sekolah di Kota Tangerang. Wah, kaya gimana yah sistemnya??
Kalau setau EMU seh, makanan dan minuman yang telah diambil siswa, akan dibayar sendiri langsung di kotak uang yang telah disediakan. Nah, di sini bakal diuji sejauh mana kita berbuat jujur, karena di kantin kejujuran tersebut, tidak ada penjaganya loh seperti kantin-kantin di sekolah lainnya. Acik acik acik!
Sekarang kita ngupingin aja yuk, beberapa sobat EMU yang lagi pada ngomongin tentang kantin bebas penjaga. Kira-kira pendapat mereka seperti apa yah? Biasa aja atau malahan senang? Hmm!!!
Ada Bunga Fitriani Amelia (16). Gadis yang punya lesung pipit itu bilang, kalau sebelumnya belum pernah mendengar kantin kejujuran. Tapi, walaupun begitu doi tetep menyambutnya dengan positif.
Bunga panggilan ngetopnya nerangin, ada kekhawatiran aja jika memang seluruh sekolah menerapkan kantin dengan sistem seperti itu. Pasalnya, kantin yang ada penunggunya saja, bisa dicurangi oleh beberapa pelajar, apalagi yang enggak ada pengawasnya. “Wah, enggak kebayang deh. Ya mungkin buat sebagian anak ada yang merasa senang banget. Apalagi buat anak yang sifatnya licik, bisa-bisa jajan seharga lima ribu, tapi cuma dibayar dua ribu doang lagi hehehe,” ungkapnya.
Siswi SMAN 6 Kota Tangerang itu cerita, katanya waktu masih duduk di bangku SMP, doi punya temen yang sifatnya enggak baik untuk dicontoh. Soalnya, sebagian dari mereka sering sekali berbuat curang saat melakukan transaksi jual beli. Waduh, EMU bahasanya udah kaya penjual emas aja di pasar hehehe!
“Kan kalau bunyi bel jam istirahat bunyi, biasalah tujuannya ya kantin. Pokoknya penjual apapun, langsung diserbu deh. Nah, kebetulan aku duduk di pojokan. Di situ aku ngeliat beberapa temen cowokku yang pada ngantongin makanan ringan, kaya coklat atau wafer ke saku celananya. Itu pun mereka lakukan, tanpa sepengetahuan penjualnya,” ungkapnya. Beuuh, perbuatan yang enggak boleh ditiru tuh! Gimana seh, ngaku pelajar tapi enggak berpendidikan!
Hal yang sama juga diungkapin sama sobat EMU, yang parasnya lumayan manis. Namanya Nurvita Sari (16), atau yang lebih akrab dipanggil Vita. Doi ngaku, justru pengalaman tersebut pernah dialaminya sejak Vita masih SMP.