Minggu, 07 November 2010

Harum Nikmat Ayam Bakar

Jika diperhatikan ayam bakar satu ini, seperti kebanyakan ayam bakar umumnya. Dibakar di atas arang panas lalu disajikan dengan lalapan dan sambal. Tapi ada yang membuatnya jadi berbeda, ketika menyantap ayam bakar racikan pria paruh baya bernama Dedy Mahmudi.

Bermula sekitar November 2007, kehadirannya langsung menarik perhatian masyarakat sekitar. Tak pelak rumah makan sederhana itu langsung mendapatkan banyak pelanggan. Sekitar dua tahun yang lalu, sang pemilik yang akrab dipanggil Kang Dedy itu, mendirikan rumah makan yang berada di Jalan Cemara Raya, Perumnas I Tangerang. Di sinilah sang “juragan ayam bakar” merintis karirnya yang langsung melejit dan laris manis diburu pecinta sejati kuliner.

Saat ini pelayan yang bekerja berjumlah enam orang. Dua orang bertugas memasak alias membakar si ayam, satu orang sebagai kasir, dan sisanya sebagai waiters atau pelayan tamu. Salah seorang staf rumah makan Ayam Bakar Kang Dedy, Rizal mengatakan, tidak ada teknik khusus dalam pengolahan ayam dari masih mentah sampai dibakar.

“Pertama ayam satu ekor dibersihkan. Lalu beri bumbu yang telah diracik dan lumuri ke seluruh badan ayam dari luar hingga dalam hingga merata. Setelah itu rebus ayam hingga matang di atas api sedang agar empuknya rata. Membutuhkan waktu sekitar 15 menit agar ayam bisa empuk,” ujarnya kepada Satelit News kemarin siang.

Setelah proses perebusan ayam yang hasil akhirnya menguning karena bumbu yang telah menyerap, saatnya untuk membakar tiba. Biasanya, kebanyakan kedai makan yang menjajakan ayam bakar menggunakan arang kayu. Namun, di ayam bakar Kang Dedy justru menggunakan arang yang berasal dari batok kelapa.

“Banyak kelebihannya jika menggunakan arang batok kelapa. Selain aroma dan rasa ayam bakar yang dihasilkan lebih harum dan nikmat, arang dari batok kelapa tidak mengeluarkan asap yang banyak. Berbeda dengan arang dari kayu, selain asap yang mengepul banyak lalu debu yang dihasilkan juga banyak, sehingga bisa menempel di ayam bakar dan hasilnya ayam bakar menjadi bau asap dan rasanya pun kurang nikmat,” terang Rizal.

Harganya yang murah meriah dan terjangkau, bisa dijadikan salah satu alternatif tempat ber-hangout ria bersama keluarga atau kawan-kawan. Untuk satu ekor ayam dihargai dengan Rp34 ribu, dan harga separuhnya hanya Rp18 ribu. Jika ditambah dengan nasi putih maka pelanggan hanya menambahnya dengan Rp3500.

“Kalau perpotong itu untuk bagian paha, dihargai sebesar Rp.8500 dan untuk bagian dada Rp.10 ribu,” pungkasnya.

Jumat, 01 Oktober 2010

Pecel Madiun Depot Hijau

Waktu menunjukan pukul 12.00 siang. Perut keroncongan, saatnya berburu makanan yang pas untuk disantap. Saat reporter Satelit News berjalan menelusuri sekitaran Jalan TMP. Taruna Tangerang, terdapat sebuah kedai sederhana yang menjajakan menu makanan sehat, yang pastinya bisa menenangkan perut yang sedang keroncongan. Salah satunya adalah pecel.

Jenis makanan yang satu itu, selain nikmat dijadikan sebagai santapan makan siang Anda, ternyata dikenal sebagai makanan yang kaya vitamin dan serat. Karena, didalam bahan-bahannya terbuat dari beragam sayur-mayur yang cukup segar. Pecel pun banyak jenisnya, seperti pecel Surabaya atau pecel Kediri. Namun kali ini saya akan mencoba makanan khas dari Jawa Timur tersebut. Pecel Madiun? Hmm… Mencari pecel Madiun yang enak di Tangerang, memang tidak mudah. Namun di rumah makan yang satu itu, Anda dapat menikmati pecel Madiun dengan rasa yang sama, seakan-akan berada di kota asalnya.

Pemilik Warung Makan, Abdul Hamid mengatakan, berawal dari keinginannya memakan makanan khas kampung halamannya di Kota Tangerang yang begitu sulit. Akhirnya bersama sang istri tercinta, dirinya membuka ide untuk membuka warung makan yang menjajakan menu masakan khas Kota Madiun.

Dengan menggunakan konsep yang lumayan sederhana, dirinya berharap agar para pelanggan yang datang ke warungnya tersebut, bisa merasakan berada di Kota Madiun. Tak hanya itu saja, rasa dari pecel Madiunnya itu lumayan berbeda dari yang ada.

“Semua bahan yang dicampurkan ke dalam bumbu pecel itu, dihaluskan dengan menggunakan alat-alat tradisional. Sehingga yang dihasilkannya pun sedap dan lebih mantap aja rasanya. Yang paling terpenting, kita tidak pernah menggunakan bahan-bahan yang mengandung pengawet,” ujarnya kepada Satelit News, kemarin siang.

Pada daftar menu nasi pecelnya sendiri, Abdul menghargai satu porsinya sebesar Rp 8.000 saja. Bagi pelanggan yang ingin memadukan dengan lauk lain seperti daging ayam atau empal daging, cukup menambahkan Rp. 10.000. Dikatakan Abdul, kombinasi dari nasi pecel yang ditawarkannya itu lumayan komplit. Diantaranya, dalam satu wadah ada nasi, pecel (beragam sayuran seperti tauge, kacang panjang yang direbus), lamtoro (petai cina-red), orek yang dimasak kering, ragi (serondeng), perkedel, rempeyek dan sebagai penyempurna ada daun kemangi.

“Saya bisa pastikan, kalau pecel Madiun yang saya jual itu paling lengkap dalam hal campurannya. Sehingga, walaupun tanpa lauk tambahan, pembeli pun sudah merasa cukup karena memang campuran tandar nasi pecelnya, sudah komplit,” terang Abdul.

Aneka sayuran yang sebagian sudah matang, diguyur sambal kacang dan tak lupa selembar peyek, yang siap siap dihajar habis habisan. “Kalau masalah rasa, kita bisa menjamin. Karena pelanggan diwarung saya itu, bukan hanya orang yang berasal dari Madiun saja, tapi orang asli Tangerang pun, sebagian pada kecantol,” pungkasnya.

Jumat, 13 Agustus 2010

Segarnya Es Mutiara

Dibulan puasa seperti ini, kayanya minuman yang seger-seger cocok banget, dijadikan sebagai rasa penghilang dahaga, setelah seharian didera kehausan dalam menjalankan ibadah puasa. Sebut saja es mutiara.

Campuran beragan jelly, ditambah dengan agar-agar, sulasi dan jeruk serta es serut, rasanya segar betul, jika sampai mendarat dimulut hingga melintasi tenggorokan, setelah seharian menahan haus.

Penjual es mutiara dipasar kuliner, pinggir kali Cisadane Kota Tangerang, Emil mengatakan, selain segar, es mutiara buatannya mampu membantu dalam pencegahan penyakit panas dalam, karena kaya akan bahan dasar dari jelly dan agar-agar.

Seluruh bahan dasar yang terbuat dari jelly itu, dibentuknya lagi dengan varian serta warna yang menggoda. Ada jelly berwarna merah yang Emil bentuk menyerupai bintang. Selain itu juga, ada bentuk yang menyerupai telur mata sapi mini.

“Saya sengaja membuknya seperti itu, tujuannya sebagai daya tarik agar saat orang yang melihatnya penasaran dan langsung ingin membelinya,” ujar Emil kepada Satelit News, kemarin sore.

Emil menarangkan, dinamakan es mutiara karena dalam campuran es tersebut, ada agar-agar yang bentuknya menyerupai mutiara. Selain itu juga, ada selasi yang makin menyempurnakan es mutiara tersebut.

“Seluruh varian jeli, agar-agar dan selasi dicampurkan. Setelah itu, masukan kedalam gelas dan tambahkan air serta gula putih yang telah dilarutkan. Tambahkan jeruk, agar rasa yang dihasilkan menjadi segar. Beri serutan es batu, dan sajikan,” pungkasnya.

Lumpia Tauco Surabaya

Lumpia. Siapa seh yang tidak kenal dengan menu jajanan yang berasal dari Kota Semarang tersebut. Saking terkenal dengan kelezatan gurihnya itu, kini pecintanya tidak perlu jauh-jauh pergi keluar kota, hanya untuk icip-icip makanan ringan tersebut. Hmm… kayanya cocok tuh, dijadiin makanan pembuka dibulan puasa ini.

Saat Satelit News ngabuburit mencari tempat-tempat jajanan yang menjajakan ta’jil atau makanan khas bulan puasa, tepatnya dipinggir kali Cisadane, Kota Tangerang, ada sebuah cafĂ© tenda yang menawarkan menu berbeda untuk buka puasa. Menu jajanannya seh masih seputar dengan lumpia, namun sedikit berbeda dari lumpia-lumpia yang sering kita lihat dipasaran.

Pemilik Café, Febri Ardianto mengatakan, jenis lumpia yang ditawarkan dikedai milik orangtuanya itu, sedikit jauh lumayan berbeda dari lumpia-lumpia yang biasa dimakan. Febri panggilan akrabnya bilang, lumpia tauco Surabaya miliknya merupakan menu jajanan istimewa, yang baru dan bisa dijadikan sebuah inspirasi untuk keluarga sebagai makanan pembuka berbuka puasa.

Febri menerangkan, kalau biasanya isi dalam lumpia itu hanya terdiri dari rebung, wortel dan ayam, namun lumpia khas cafenya itu terdapat campuran yang lumayan bisa menambahkan cita rasa gurih yang begitu lezat dan menggoda.

“Kita menambahkan udang, supaya aroma dan cita rasanya pun berbeda. Selain itu juga, biasa ditemukan bau rebung yang begitu amis, namun dai olahan bumbu rahasia, maka rebung yang terdapat dalam lumpia di CafĂ© kita bener-benar enggak amis,” terangnya kepada Satelit News, kemarin sore.

Dikatakan Febri, satu hal lagi yang sangat membedakan lumpia buatan keluarganya dengan lainnya. Siraman bumbu tauco yang begitu nikmat, sepertinya makin menyempurnakan cita rasa lumpia. Untuk campuran tauco sendiri, Febri bersama sang mamah mencampurkan racikan bumbu rahasia keluarga yang tidak bisa disebutkan. Hanya saja, lanjut Febri, saus tauco buatannya itu lebih didominasi dengan rasa udang.

“Kita sengaja mendatangkan tauco dari Surabaya. Hal ini dilakukan, karena ingin menampilkan sesuatu yang berbeda di CafĂ© kita. Setelah itu, barulah kita menambahkan sedikit bumbu sebagai pelengkap penyedapnya, dan semunya murni buatan keluarga,” jelas Febri.

Untuk kulit luar lumpia, Febri menambahkan tidak membeli dari luar melainkan buatan sendiri. Jika sudah jadi, maka campuran seperti rebung, wortel, ayam dan udang tinggal dimasukan kekulit lumpia dan langsung digulung. Masukan gulungan lumpia yang telah siap kedalam wajan, yang telah diisi minyak goreng. Jika warnanya sudah kecoklat-coklatan, angkat dan cocol dengan saus tauco yang bisa ditambahkan dengan cabe rawih hijau. “Bisa juga disandingkan dengan daun bawang,” pungkas Febri.

Selasa, 27 Juli 2010

Jajan Seru di Kantin Kejujuran


Jam istirahat udah tiba, teeet!!! Perut lumayan keroncongan, kayanya jajan di kantin belakang sekolah, ide yang bagus juga. Emm!!! Makan gorengan tiga, tapi ngakunya dua doang. Waduh, apalagi kalau kantinnya enggak ada yang jagain, kayanya pada main curang tuh. Hayooo!!!

Dalam rangka membentuk karakter untuk berbuat jujur sesuai dengan motto Kota Tangerang yang berakhlakul karimah, memasuki tahun ajaran baru 2010 ini, Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Kejaksaan Negeri Tangerang, melakukan terobosan baru dengan membuka kantin kejujuran di lima sekolah di Kota Tangerang. Wah, kaya gimana yah sistemnya??

Kalau setau EMU seh, makanan dan minuman yang telah diambil siswa, akan dibayar sendiri langsung di kotak uang yang telah disediakan. Nah, di sini bakal diuji sejauh mana kita berbuat jujur, karena di kantin kejujuran tersebut, tidak ada penjaganya loh seperti kantin-kantin di sekolah lainnya. Acik acik acik!

Sekarang kita ngupingin aja yuk, beberapa sobat EMU yang lagi pada ngomongin tentang kantin bebas penjaga. Kira-kira pendapat mereka seperti apa yah? Biasa aja atau malahan senang? Hmm!!!

Ada Bunga Fitriani Amelia (16). Gadis yang punya lesung pipit itu bilang, kalau sebelumnya belum pernah mendengar kantin kejujuran. Tapi, walaupun begitu doi tetep menyambutnya dengan positif.

Bunga panggilan ngetopnya nerangin, ada kekhawatiran aja jika memang seluruh sekolah menerapkan kantin dengan sistem seperti itu. Pasalnya, kantin yang ada penunggunya saja, bisa dicurangi oleh beberapa pelajar, apalagi yang enggak ada pengawasnya. “Wah, enggak kebayang deh. Ya mungkin buat sebagian anak ada yang merasa senang banget. Apalagi buat anak yang sifatnya licik, bisa-bisa jajan seharga lima ribu, tapi cuma dibayar dua ribu doang lagi hehehe,” ungkapnya.

Siswi SMAN 6 Kota Tangerang itu cerita, katanya waktu masih duduk di bangku SMP, doi punya temen yang sifatnya enggak baik untuk dicontoh. Soalnya, sebagian dari mereka sering sekali berbuat curang saat melakukan transaksi jual beli. Waduh, EMU bahasanya udah kaya penjual emas aja di pasar hehehe!

“Kan kalau bunyi bel jam istirahat bunyi, biasalah tujuannya ya kantin. Pokoknya penjual apapun, langsung diserbu deh. Nah, kebetulan aku duduk di pojokan. Di situ aku ngeliat beberapa temen cowokku yang pada ngantongin makanan ringan, kaya coklat atau wafer ke saku celananya. Itu pun mereka lakukan, tanpa sepengetahuan penjualnya,” ungkapnya. Beuuh, perbuatan yang enggak boleh ditiru tuh! Gimana seh, ngaku pelajar tapi enggak berpendidikan!

Hal yang sama juga diungkapin sama sobat EMU, yang parasnya lumayan manis. Namanya Nurvita Sari (16), atau yang lebih akrab dipanggil Vita. Doi ngaku, justru pengalaman tersebut pernah dialaminya sejak Vita masih SMP.

Dengan sedikit malu, doi menceritakan kelakuannya yang enggak semestinya dilakukan sebagai seorang pelajar. Dengan alasan ngikutin teman, doi secara diam-diam berbuat curang sama abang-abang yang menjual aksesoris. “Waktu itu kan aku bareng sama temen-temen beli aksesoris, nah di situ aku beli jepitan rambut. Tapi pas bayar aku bilang ngambilnya satu, padahal aku ambilnya dua hehehe. Sebenernya seh enggak ada maksud apa-apa, cuma buat seru-seruan aja. Abisnya abang-abangnya ganjen banget seh,” cetusnya. Ya apapun alasannya, jangan diulangi lagi ya say hehehe!

Curhat Abis di My Diary


Mau curhat sama temen, pas banget dia lagi kena masalah juga. Duh, kira-kira mau luapin ke mana yah?? Ahaa, kayanya curhat di buku harian, lumayan tenangin pikiran neh…

Duh seneng banget seh hari ini, bisa jalan sama si doi. Duduk berdua, makan sama-sama, apalagi tangannya yang enggak pernah lepas. Tapi sedikit agak BT juga seh, masalahnya udah tau lagi jalan sama pacarnya, matanya tetep aja jelalatan liat cewek yang lain.

Udah hal biasa, para remaja ngejadiin buku sebagai tempat curhat yang lumayan ampuh, khususnya buat remaja putri. Susah, senang, sedih ataupun bahagia, pastinya langsung diceritain dalam buku hariannya. Selain aman karena enggak mungkin bocor ke telinga yang lain, siapa tau aja suatu saat nanti bisa jadi seorang penulis buku atau skenario yang alur ceritanya diambil dari kisah pribadi. Waw, sekali dayung, dua tiga pulau bisa terlampaui, MANTAB!

Sekarang kita nguping aja yuk, obrolan dari para sobat EMU, yang pada ngomongin pengalamannya curhat di buku harian. Ya udah deh, kita simak aja yuk!

Ada Melinda Isyiana (17). Gadis belia yang punya tampang imut ini bilang, sejak kelas tiga SMP, selalu menyertakan buku hariannya kemanapun doi pergi. Pasalnya, doi enggak mau tuh sedikitpun ngelewatin momen-momen apapun tanpa ditulis. Yuk maree, lebay deh kamyu wakwkwk!

Cewek yang paling ngetop dengan sapaan Mel itu ngaku, punya pengalaman yang kurang menyenangkan dengan sahabat karibnya itu. Soalnya, doi pernah dikhianati teman dengan membocorkan curhatannya kepada orang lain. Beuuh, tega banget cie temennya. “Makanya, sekarang aku lebih percaya sama buku harianku hehehe,” cetusnya.

Mel nerangin, segala aktifitasnya langsung ditumpahin ke dalam diarinya. Bukan buku sembarangan loh, doi membelinya khusus yang ada pengamannya. Maksudnya ada gemboknya gitu? Weleh…weleh…

“Biar aman aja, aku sengaja pilih yang ada kuncinya. Biasanya seh, kalau lagi jalan ke mal atau ke taman, liat kelakuan orang yang lumayan bervarian. Ada yang aneh, cool, jaim, pokoknya ketemu siapa pun, pasti aku tulis,” ungkap Mel.

Hal yang serupa juga diucapin, sama sobat EMU yang hobi banget sama warna pink. Namanya Nia Rahmawati (17). Cewek yang satu itu bilang, katanya buku harian itu penting banget keberadaannya. Pasalnya, itu akan berguna di kemudian hari sebagai sebuah cerita lucu.

Nia panggilan akrabnya ngomong, biasanya doi nulis itu kalau hatinya sedang diselimuti rasa senang yang lumayan tinggi. Kalau sudah begitu, rasanya tangan seperti nulis sendiri dan enggak mau berhenti berkata-kata. Emm, lebay!

“Enggak tau kenapa, pokoknya semangat aja gitu bawaannya. Kecuali kalau perasaanku lagi sedih dan gundah gulana, sedikit seret aja nulisnya kaya tinta macet gitu hikhikhik,” akunya.

MOS Penting Nggak Seh?


Udah dikerjain abis-abisan, masih diomelin pula. Belum lagi kena hukuman, padahal jelas-jelas kesalahan tersebut enggak disengaja. Uff, cape deh! Kalau mental dan fisiknya enggak kuat, bisa-bisa ada yang nangis loh.

Masa Orientasi Siswa atau yang lebih beken dengan sebutan MOS. Kegiatan ini, kayanya udah jadi tradisi kakak kelas buat nyambut adik kelas barunya. Ya ampun, emang sampai segitunya yah? Enggak ada maksud jahat seh, tapi beberapa sobat EMU nyebutin untuk ngajarin kesigapan dan kemandirian juniornya. Ya maklum aja, usia mereka kan masih muda dan sifat kekanak-kanakannya masih tinggi, selain itu buat seru-seruan juga seh hehehe.

Sekarang kita ngupingin aja yuk, beberapa sobat EMU yang punya pengalaman jadi anak OSIS, dan masuk dalam kepanitiaan MOS buat nyiapin kedatangan adik kelasnya, tentu saja dengan cara yang lumayan mengguncang mental. Duh, udah kaya wahana baru histeria yang ada di Ancol neh hehehe. Yuk maree!!!

Pertama Siswandy (17). Cowok yang satu pernah masuk dalam kepengurusan panitia MOS. Sayangnya, untuk tahun ini doi harus absen, karena udah naik ke bangku kelas tiga seh. Oww...

Sis panggilan bekennya berprinsip, MOS merupakan ritual penting dan perlu banget diadain tiap tahunnya, spesial buat nyambut kedatangan adik kelas yang baru. “Lewat kegiatan seperti itu, seorang anak dapat dibentuk mentalnya menjadi kuat dan mandiri tentunya. Apalagi jika anak itu sejak kecil dididik dengan cara yang manja, tentunya akan mempersulit proses kedewasan diri anak tersebut,” paparnya.

Tak hanya itu, siswa SMKN 1 Kota Tangerang itu juga nerangin, katanya pada masa MOS juga banyak keseruan yang terjadi dari antar masing-masing peserta dan panitia. Meskipun di awalnya sedikit menakutkan, namun akan terasa bermanfaat di waktu puncaknya.

“Biasalah, namanya juga kan hari pertama. Masing-masing peserta belum ada yang kenal, apalagi sama panitianya. Kita (panitia, red), sengaja bersikap tegas karena memberikan contoh kepada junior untuk selalu bersikap tegas seperti kita,” ucap Sis.

Sis ngejelasin, biasanya sebelum hari H, panitia mempersiapkan dari segala kepengurusan. Tujuannya seh simpel, biar masing-masing seksi bisa mengerjakan sesuai dengan tugasnya. “Baru deh dilanjutin, dengan memberikan materi tentang kemantapan peserta MOS,” jelasnya.

Terus hal serupa juga diungkapin sama sobat EMU yang bernama Putri Alfiah Hasanah (14). Gadis belia yang satu ini ngaku, kalau MOS itu penting banget. Meskipun doi enggak masuk dalam panitia MOS tahun ini, namun dirinya tetap mendukung penuh kegiatan positif tersebut. Emm, yuk!

Sisiwi SMK Bhakti Anindya itu bilang, selain bisa bertemu dengan teman-teman baru, di sini juga ajang kenalan dengan senior dan juga beberapa guru serta kepala sekolah. “Seru aja, biar pun sering dikerjain sama kakak kelas tapi justru itu yang bikin asik. Untuk ke depannya, bisa jadi bahan obrolan kalau kita udah akrab sama temen sekolah lainnya,” aku cewek yang lebih beken dipanggil Putri itu. Boleh juga idenya wakwkwk! Ok deh, buat sobat EMU yang bentar lagi mau masuk sekolah baru, hati-hati aja yak. Pokoknya enjoy aja ngejalaninnya. Tenang, kakak kelas kalian enggak bakal ngegigit ko! Paling juga nyakar wakwkwk!

Ogah Jadi Kambing Congek


Dampingi temen nemuin pacarnya di sebuah taman. Bilangnya seh cuma sebentar, tapi ternyata udah dua jam nunggu, belum kelar-kelar juga ngomongnya. Emm, kacang-kacang, jualan buw hehehe! Belum lagi si temen yang sikapnya cuek banget. Uwuuh, kaya kambing congek aja yak!

Pernah denger enggak sebutan kambing congek? Hah, apaan tuh? Sebutan seperti itu seh, biasanya buat orang yang seolah-olah enggak dihargai keberadaannya. Waduh, kejam sekali itu sih! Nah, yang kaya gitu biasa terjadi di mana saja. Sebagian dari mereka, ada juga yang memanfaatkan temannya buat dijadiin kambing congek, ya awalnya seh pake acara bujuk rayu dulu, tapi ujung-ujungnya malah enggak dihirauin. Gubrak!

Coba deh, sekarang kita intip cerita dari beberapa sobat EMU, yang pada ngomongin tentang pengalaman mereka dijadiin sebagai kambing congek sama temannya sendiri. Kira-kira, gimana yah perasaan mereka?

Yang pertama Fitriah (18). Cewek berkulit putih itu bilang, kalau doi sering banget tuh dijadiin sasaran kambing congek sama sahabat deketnya. Ya meskipun enggak langsung, tapi temennya itu selalu saja meniadakannya jika sudah bertemu sang pujaan hati. Waaah, segitunya cie temenmu?

Gadis yang biasa dipanggil Fitri itu nerangin, kalo awalnya doi menolak ajakan sang teman, namun karena dihujani bujukan, akhirnya doi mau. Apalagi, sang teman bilangnya hanya sebentar, tapi pas udah ketemuan serasa dunia milik berdua. Wakwkwk, emang enak, pis ah!

“Temen ku itu kan mintanya sambil ngerengek-rengek gitu, belum lagi selalu ngikutin kemana aku pergi biar dikabulin. Dari pada pusing kan mending dianterin aja, tapi sebelumnya ada perjanjian kalau jangan lama-lama,” ucapnya.

Selama nemenin sobatnya pacaran, doi beneran dicuekin. Boro-boro disediain cemilan atau minuman ringan, posisi doi sama temennya ketemuan itu lumayan jauh. Padahal neh, sebelum ketemuan sama pacarnya itu, sang temen berbicara manis hingga Fitri pun akhirnya memutuskan untuk menemani sang sohib.

Pokoknya kita ngobrol bertiga deh, ya kalau ada obrolan yang penting baru kamu misah yah. Nah itu tuh, temenku bilangnya seperti itu. Ya udah, karena aku nganggepnya sahabat, ya apa salahnya membantu. Eh, enggak taunya malah dicuekin,” curhatnya. Beuuh, emang dasar, temen yang enggak bisa berterima kasih tuh Fit hikhikhik, (Jadi kompor dikit ah!)

Hal serupa juga diungkapin sama sobat EMU yang satu ini neh. Namanya Imronah (17). Cewek yang punya tinggi 160 cm itu ngaku, status jomblonya yang lumayan lama, bikin doi selalu saja dijadikan kambing congek saat kedua sahabat karib bertemu dengan kekasihnya masing-masing.

Iin panggilan ngetopnya bilang, awalnya mereka bertiga jalan ke sebuah mal. Tanpa diketahui oleh doi, ternyata kedua sahabatnya itu malah janjian. Ya sudah dipastikan, mereka saling bergandengan dengan pasangan masing-masing terkecuali Iin. Ya ampun, kacian banget seh kamu, sabar ya say!

“Ya akhirnya kita jalan berlima. Jujur aku BT banget, tapi mau gimana lagi, nasi udah jadi bubur. Pas abis makan, kita istirahat di sebuah taman. Nah, pas di situ yang lebih bikin aku gondok. Bayangin aja, mereka ngobrol dan ketawa tanpa sadar kalau aku itu ada,” ceritanya.

Sejak itu Iin kapok dan enggak mau lagi kalau diajak jalan sama temennya. Terkecuali, ada perjanjian pergi tanpa membawa cowok. “Ya biar yang kemaren enggak terulang aja,” cetusnya. Masih mending dianggap kambing congek, kalau kambing guling gimana hayoo?? bisa-bisa kamu jadi santapan wakwkwk, (garing banget enggak cie?).

Dadakan Lebih Seru!


Alangkan baiknya melakukan segala hal direncanakan sebelumnya. Selain itu juga, ngejalaninya teratur dan enggak buang-buang banyak waktu. Eitss, tapi tunggu dulu, walaupun begitu hasilnya belum tentu baik loh. Ya namanya juga hidup, yang menentukan akhirnya bukan manusia toh. Kalau udah kaya gini, yang sifatnya dadakan sepertinya enggak buruk-buruk amat deh, malah bisa lebih seru!

Biasanya neh, yang namanya anak muda lebih suka dengan yang simpel dan enggak ribet. Dalam kesempatan apapun, seperti memilih makanan atau mungkin liburan gitu, pastinya selalu ingin yang cepet-cepet aja deh bawaannya. Ih, kaya The Flash aja, itu loh pahlawan dalam tokoh kartun yang kalau ngerjain apapun selalu cepet. Emm!!!

Enggak percaya?? Sekarang mending kita intipin aja, cerita dari para sobat EMU, yang pada ngomongin aktifitasnya spontanitas. Waah, gimana jadinya yah. Kira-kita bakal tersusun dengan baik enggak seh?

Ada Rafli Al-Ghifari (17). Cowok berkulit putih itu bilang, hanya sedikit sekali selama hidupnya merencanakan sesuatu dengan baik. Pasalnya, tiap kali direncanakan pasti ujung-ujungnya gatot alias gagal total. Wakwkwk… cuape deh!!

Pemilik tinggi 170 cm, yang biasa disapa Rafli ngomong, pekerjaan yang terencana selalu berbuntut kecewa. Makanya kalau mau berpergian, doi selalu pakai jurus dadakan. Oh, gitu! Biasanya juga, ide brillian itu keluar, di tempat-tempat yang enggak terduga loh. Ya misalnya aja, doi lagi ngumpul bareng sama grombolan sahabatnya. Nah, saat itulah ide muncul.

“Enggak pake lama mikir, kayanya seru juga neh liburan bareng temen abis semesteran. Lagian kan, dari pada suntuk dan ujungnya BT, mending juga hura-hura, santai di pantai sama temen-temen dan kebetulan juga semuanya pada setuju,” ucapnya.

Refreshing pikiran emang dibutuhin banget buat para remaja. Tujuannya seh biar enggak mudah stres. Kalau sudah begitu, yang spontanitas sepertinya cara yang ampuh dan seru buat dinikmatin sama-sama.

“Ya namanya juga anak muda, hampir semuanya punya pemikiran yang sama. Bawaanya enggak mau ribet yang ujung-ujungnya bikin otak pusing. Masa mau have fun, harus pake acara mumet cie, iya enggak?,” cuapnya.

Sama halnya jika perutnya sudah keroncongan di tengah malam. Kalau sudah begitu, doi biasanya enggak terlalu banyak mikir. Ide dadakannya, langsung nancap gas motornya ke tempat makan terdekat! Oww…

Hal tersebut, kayanya sama persis deh yang diungkapin sama sobat EMU, yang punya hobi travelling itu.

Abdul Mulki (18). Cowok manis itu ngaku, kalau berpergian, selalu saja mendadak. Kebiasaan itu doi lakukan, karena katanya doi sempat ngalamin kekecewaan yang mendalam.

Uki panggilan ngetopnya nerangin, katanya hal yang dilakukan secara spontan itu lebih asik aja, dibandingkan harus direncanakan terlebih dahulu. Masa seh? “Biasanya aku ngadain acara manggang sambil nyalain api unggun ditambah nyalahin kembang api. Semua itu, aku lakuin bareng temen hanya beberapa jam sebelum pas teng jam 12 malam dan hasilnya seru banget,” ungkapnya.

Hadiah Untuk Romeo


Memberi hadiah buat cewek seh udah biasa di kalangan anak muda. Apalagi yang ngasih itu dari orang spesial. Hmm, udah kaya martabak bangka aja. Trus gimana jadinya ya, kalau semua itu dibalik.

Maksudnya justru cewek yang ngasih hadiah ke cowoknya? Ya… so what gitu loh, hari gini masih kaku aja hehehe. Apa cie yang enggak mungkin!! Zaman kan udah semakin modern, teknologi juga udah semakin maju aja. Apalagi yang namanya pergaulan anak muda saat ini, beeuuh…lebih aktif dan agresif (tapi yang positif ya).

Ya salah satunya menyerang duluan untuk ngasih kado ke orang yang kita sayang. Ada Marsya Auliya (18). Cewek hitam manis itu bilang, kalau ada cewek yang ngasih hadiah buat cowok, itu sah-sah aja. Apalagi cowok itu adalah kekasih sendiri. Ow.. gitu!

Marsya ngomong, sejak kecil dirinya merupakan anak yang sangat pemalu dan enggak banyak omong. Nggak seperti anak kecil saat ini yang over gaya. “Pas SMA aja deh, rasa percaya diri aku tuh tumbuh. Nah saat-saat itu juga, aku mulai berani suka sama cowok hingga berbuntut pacaran. Awalnya seh masih malu-malu, akhirnya malah jadi malu-maluin,” akunya.

Pertama kalinya doi ngasih kado itu pas awal-awal mereka baru jadian. Jam tangan dipilih sebagai isi dalam kado untuk cowoknya saat perayaan ultahnya. Maklum aja, tanggal kelahiran pacarnya itu lebih dahulu dari pada doi. Oh, pantesan. “Tadinya seh aku sempet ada rasa gengsi dikit, tapi beberapa temenku di sekolah ngasih dukungan. Udah cie pake acara malu segala, kaya ama siapa aja, begitu tuh kata mereka (temannya, red),” cerita Marsya.

Saat detik-detik pemberian kado, jantung Marsya sempat berdetak kencang. Rasa malu yang melandanya, membuat doi sedikit gugup. Maju terus sob! Namun, beberapa menit kemudian, doi berjalan menghampiri sang pujaan hati dan langsung memberikan kado spesial tersebut. Uh, so sweet, EMU jadi mau neh miawww.

Setelah sukses akhirnya hingga saat ini, doi enggak lagi malu dan ngerasa nervous. Horeee…. Selamat ya cin hehehe!!!

Selain Marsya, ada juga neh sobat EMU yang pastinya berjenis kelamin cewek. Bedanya, doi termasuk tipe cewek yang lumayan pemberani loh. Waaaaw… kalau sama power puff girl, beranian mana? Hayoo…

Eni Julita (17). Cewek putih berperawakan kecil itu bilang, ngasih hadiah sama cowok sepertinya udah hal biasa baginya. Karena, sejak masih duduk di bangku SMP, doi sering banget ngasih hadiah gitu sama temen cowok di kelasnya. Baik apa ganjen? Wakwkwk, pis ah!

Bagi Eni, panggilan akrabnya nerangin, nggak ada salahnya cewek ngasih hadiah ke cowok. Biasanya sih kalau sudah begitu, mereka takut dikira ada hubungan, terus diledekin deh sama teman-teman yang lain.

“Ya, kalau emang niat mau ngasih hadiah sih, nggak usah mikir aneh-aneh. Cuek aja lagi,” ucapnya.

Rujak Es Cream Kaya Rasa

Menikmati es rujak pasti sudah biasa. Bagaimana jika Rujak Es Cream? Yang ini baru unik. Tubrukan rasanya begitu tajam. Tapi semuanya menyatu lezat saat bertemu dengan lidah. Hm, si rujak yang menyejukkan!

Manis, pedas dan asam. Tiga rasa yang sekaligus bisa langsung dirasakan dan dinikmati, saat menu makanan penutup tersebut mendarat di lidah anda. Hmm, Rujak Es Cream, begitulah nama dari makanan baru dan satu-satunya di Tangerang. Waw!!!

Perpaduan antara variasi buah-buahan segar, ditambah dengan es cream yang gurih, serta disiram dengan bumbu rujak, yang pastinya bakal menggoyang lidah anda.

Salah satu warung makan di Kota Tangerang, sengaja mengadakan menu tersebut. Pengelolanya Andre mengatakan, ide terciptanya Rujak Es Cream, berawal dari pemikiran owner yang selalu mencari kreatif untuk menciptakan makanan yang belum ada sebelumnya.

Meskipun terbilang baru, tapi Rujak Es Cream khas warungnya, tak sepi pengunjung. “Keberadaannya bisa dibilang baru, di awal pembukan resto, kita langsung nawarin menu tersebut kepada para konsumen yang datang, syukurnya mereka langsung merespon dan suka,” terangnya kepada Satelit News, saat dijumpai di warung makanannya, kemarin siang.

Untuk campuran rujaknya, Andre menggunakan buah-buahan lokal yang bisa ditemukan di pasar terdekat. Di antaranya, buah mangga muda berjenis kweni, jambu air, nanas, kedondong dan bangkuang. Sedangkan untuk es creamnya sendiri, Andre mengaku membuatnya dengan olahan sendiri. Cara ini bertujuan, untuk menjaga cita rasa yang lebih sempurna.

“Warnanya hanya satu jenis yaitu putih vanilla. Sama halnya dengan bumbu rujak petis, saya juga mempersiapkannya dengan olahan sendiri yang dari segi rasa tak kalah enaknya dari bumbu rujak petis lainnya,” terang Andre.

Kombinasi dari beberapa buah diiris, tapi jangan terlalu halus. Gunanya agar saat di makan, buah masih terasa. Setelah itu, campur dengan es cream di atasnya secara merata. “Proses terakhir adalah penyiraman, bumbu rujak di atas esnya. Jika diperlihatkan, ada tiga bagian dalam satu gelas rujak es cream. Bagian bawah untuk buah, tengah diisi es cream dan untuk bagian atas bumbu rujak petisnya. Sedangkan untuk cara menyantapnya, bisa satu persatu atau langsung diaduk,” paparnya.

Andre menjelaskan, untuk rasa pedas dari bumbu rujak petisnya sendiri, pihaknya sengaja membuat rasa pedas standar yang bisa dicicip oleh segala usia, termasuk anak-anak. Namun jika kurang pedas, pembeli bisa meminta untuk menambahkan rasa pedas tersebut. “Kan lidah orang beda-beda, jadi kita enggak mematenkan rasa yang sangat pedas,” ucapnya.

Andre menambahkan, sebagai perwakilan dari pihak yang menciptakan sebuah inovasi menu makanan baru, dirinya ingin rujak es cream bisa diterima oleh masyarakat luas hingga ke pelosok negeri. Selain harganya yang terbilang cukup terjangkau, dipastikan konsumen tidak akan kecewa dengan cita rasanya yang unik. “10 ribu pergelas. Untuk hari biasa, 50 gelas sudah pasti terjual, sedangkan weekend bisa mencapai dua kali lipatnya. Pokoknya dari usia yang tua sampai anak-anak, pasti menyukai menu itu,” cetusnya.